Orange Bobblehead Bunny

Friday, 5 April 2013

rancangan penyuluhan kesehatan dan metode evaluasi



BAB II
Rancangan Penyuluhan Kesehatan dan Metode evaluasi
I       Pengertian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat akan dihadapi pada berbagai pertanyaan mengenai masalah kesehatan.  Maka dari itu perawat harus bisa memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya untuk meningkatan derajat kesehatan (kesejahteraan) menurunkan ketergantungan dan memberikan kesempatan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas untuk mengaktualisasikan dirinya dalam mempertahankan keadaan sehat yang optimal.
Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri keperawatan dalam membantu klien (individu, kelompok, masyarakat) dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat sebagai pendidik.
Perawat mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap selama pembelajaran yang berfokus pada pasien.
Pendidikan kesehatan bukan hanya berhubungan dengan komunikasi informasi, tetapi juga berhubungan dengan adopsi motivasi, keterampilan, dan kepercayaan diri untuk melakukan tindakan memperbaiki kesehatan.

II        Ruang Lingkup
            Dahulu pendidikan kesehatan mencakup ruang lingkup yang lebih luas, yaitu sebuah proses yang memungkinkan orang untuk mengatur dan meningkatkan kesehatannya. Namun saat ini lingkup tersebut merupakan cakupan promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan dari promosi kesehatan.
            Pendidikan kesehatan merupakan bentuk kegiatan dan pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah sakit ataupun diluar rumah sakit (non klinik) yang dapat dilakukan di tempat ibadah, pusat kesehatan ibu dan anak, tempat pelayanan publik, tempat penampungan, organisasi masyarakat , organisasi pemeliharaan kesehatan (asuransi), sekolah,dan panti lanjut usia.
            Secara garis besar ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Dimensi sasaran pendidikan : individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.
2.      Dimensi tempat pelaksanaan: sekolah, pelayanan kesehatan, perusahaan, tempat bekerja
3.      Dimensi tingkat pelayanan kesehatan : promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis dini dan pengobatan segera, pembatasan kecacatan dan rehabilitas.

III     Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan perilaku sehat individu maupun masyarakat. Mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan. Mempertahankan derajat kesehatan dan menurunkan  ketergantungan serta memberikan kesempatan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas untuk mengatualisasikan dirinya dalam mempertahankan keadaan sehat yang optimal. Pendidikan kesehatan tidak hanya memberikan informasi saja, tetapi yang penting adalah menciptakan kegiatan yang dapat memandirikan seseorang untuk mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi.

IV     Hakikat Pendidikan Kesehatan
Hakikat pendidikan kesehatan adalah :
1.      Salah satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan pendidikan
2.      Suatu bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat
3.      Suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan/perilaku untuk mencapai kesehatan yang optimal
4.      Di dalam pendidikan terjadi  proses pertumbuhan dan perkembangan , perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa, lebih matang pada diri individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
5.      Komponen vital dalam pendidikan kesehatan di komunitas disebabkan oleh peningkatan pemeliharaan, dan perbaikan kesehatan mengandalkan klien untuk memahami syarat-syarat pemeliharan kesehatan
6.      Salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan
7.      Salah satu peran yang harus dilaksanakan dalam setiap peberian asuhan keperawatan



V        Konsep manajemen pembelajaran dalam strategi pendidikan kesehatan
Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dimulai dari pengenalan masalah pendidikan kesehatan, penyusunan perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan.
Untuk melaksanakan strategi ini, proses manajemen harus dilakukan. Kegiatan ini meliputi :
1.    Perencanaan
Pada tahap ini perawat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan meyakinkan masyarakat tentang manfaat usaha kesehatan.
2.    Pelaksanaan
Pada tahap ini perawat ikut serta dalam mengawasi perkembangan usaha tersebut. Jika ada hambatan atau peyimpangan ia akan dapat memberikan bahan pertimbangan atau cara penyelesaian yang lain, terutama yang berhubungan dengan keadaan sosial budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan sistem norma yang berlaku ditempat tersebut
3.    Penilaian
Pada tahapan ini perawat diminta untuk turut menilai seberapa jauh program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang  diharapkan. Jika terjadi kemacetan, pendidikan kesehatan dapat ikut memberikan gagasan tentang usaha pemecahan masalah yang dianggap tepat
4.    Tindak lanjut
Tahapan ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan usaha sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan disinilah perlu diciptakan suatu sistem yang tepat agar usaha tersebut tidak terjadi kemandekan

VI     Membuat Rencana Pendidikan Kesehatan Di Komunitas
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang harus dialami oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menjadi sasaran dengan tujuan akhir  perubahan perilaku. Benyamin Bloom  (1908), ali psikologi pendidikan, membagi perilaku ke dalam tiga domain, yaitu domain kognitif, domain sikap dan domain psikomotor.
1.      Domain Kognitif
Koginitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui panca indra seseorang.
Kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan sebagai berikut :
a.    Tahu (know)
b.    Memahami (comprehension)
c.    Aplikasi (Application)
d.   Analisis (analysis)
e.    Sintesis (synthesis)
f.       Evaluasi (evaluation)

Proses adopsi perilaku
Sebelum Mengadopsi perilaku seseorang akan terjadi proses yang berurutan (Rogers,1974)
1.    Kesadaran (awarness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti megetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
2.    Tertarik, di mana orang mulai tertarik pada stimulus
3.    Evaluasi, orang akan menimbang-nimbang terhadap baik buruknya stimulus tersebut baginya
4.    Mencoba, di mana orang mulai mencoba perilaku tersebut
5.    Adopsi, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
2.    Domain Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus.
Komponen Pokok Sikap
Komponen sikap mempunyai tiga komponen pokok sebagai berikut :

1.    Keperayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek
2.    Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3.    Kecendrungan untuk bertindak

Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan berikut ini :
1.    Menerima (receiving)
2.    Merespons (responding)
3.    Menghargai ( valuing)
4.    Bertanggung jawab (resposible)

Teknik dan media peraga dalam metode pendidikan kesehatan :
1.    Teknik kasus
Teknik ini di mulai dengan mempresentasikan kasus secara anonim kemudian di bahas dan kasusdi dapatkan dari sumber primer
2.    Case report
Tahap ini kasus dipresentasikan dengan mempergunakan alat-alat audio visual. Selanjutnya sasaran mempelajai sendiri
3.    Case analysis
Dilakukan selama (5-10 mnt).sasaran menentukan apa yang menjadi masalah utama dalam kasus yang telah dipesentasikan dan bagaimana cara mengatasinya
4.    Case discussion
Selama beberapa menit (20-30 mnt) sasaran bekerja sendiri. Setelah itu, sasaran mengemukakan pendapatnya. Dari sini sasaran akan terbagi menjadi kelompok opini
5.    Kuliah
Kuliah merupakan metode memberikan informasi, motivasi, dan pengaruh terhadap cara berpikir sasaran mengenai satu topik. Semua sasaran mendengarkan informasi yang sama dengan cara yang sama dan waktu yang terbatas.
6.    Konferensi
Adalah metode dimana orang belajar dengan cara berbagi informasi, ide, dan pengalaman. Sikap dan opini yang terbentuk kemudian di periksa secara periodik untuk mengetahui perubahannya

Kegiatan dalam fase persiapan ini adlah sebagai berikut :
1.    Penentuan biaya yang diperlukan
2.    Penetapan tujuan konferensi
3.    Penyusunan agenda konferensi
4.    Penyiapan fasilitas konferensi
5.    Mengundang narasumber
6.    Menyiapkan dan mentebarkan informasi pada peserta
7.    Mengatur pendaftaran dan akomodasi
8.    Mengatur proses manajerial dan pemantauan

Konferensi terdiri dari 3 tahap sebagai berikut :
1.    Pembukaan
2.    Program
3.    Penutupan

7.    Simulasi
Adalah peniruan suatu situasiuntuk pemecahan masalah,pengambilan keputusan, dan klarifikasi nilai dalam suatu konteks individu, organisasi atau sosial. Simulasi dapat berupa suatu tujuan akhir yang spesifik.Prosedur simulasi adalah sebagai berikut :
1.    Perkenalan
2.    Enactment
3.    Memberikan ringkasan mengenai
-          Review pengalaman bersimulasi
-          Identifikasi kejadian daa simulasi yang paling berkesan
-          Menganalisis kesan yang didapat
-          Membuat generalisasi

VII.Media Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan masyarakat dapat diberikan kepada sasaran, bak secara langsung maupun melalui media tertentu. Dalam situasi di manan pendidik (sumber) tida dapat bertemu langsung dengan sasaran

Media yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :
1.      Media elektronik : radio, televisi,internet,telepon handphone teleconference
2.      Media cetak : majalah koran leaflet,booklet, flyrer, billboard, spanduk, poster, flannelgraph, bulletin board.
3.      Media lain : surat

Pemilihan media pendidikan kesehatan ditentukan oleh banyak nya sasaran, keadaan geografis, karateristik partisipan, dan sumber daya pendukung.
4.      Leaflet atau pamflet
Selembar kertas  yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca. Biasanya leaflt diberikan sasaran setelah kuliah/ceramah agar dapat dipergunakan sebagai pengingat pesan atau dapat juga diberikan sewaktu ceramah untu memperkuat pesan yang disampaikan.

5.      Booklet
Media ini berbentuk buku kecil yang berisi tulisan atau gambar atau kedua duanya. Sasaran booklet adalah masyarakat yang dapat membaca.

6.      Flyer
Selebaran (flyer) bebrbentuk seperti leaflet  tetapi idaberlipat.biasanya disebarkan melalui udara (pesawat udara)

7.      Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2x2 m yang berisi tulisan dan/atau gambar yang ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat di baca atau di lihat oleh pemakai jalan.

8.      Poster
Adalah pesan singkat dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya 50x60 cm. Oleh karea ukuran nya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat dapatnya hanya satu tema dalam satu poster. Tujuan dari poster ini adalah mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tndakan tertentu atau sebagai bahan diskusi kelompok.

9.      Flannelgraph
Adalah gunting guntingan gambar atau tulisan yang dibelakangnya diberi kertas amril/ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan berlapis kain flanel atau kain berbulu.

10.  Bulletin Board
Berupa papan berukuran 90x120 cm yang biasanya dipasang didinding fasilitas umum. Papan ini dapat ditempelkan gambar-gambr, leaflet, poster, atau media lain yang mengandung informasi  penting yang secara berkala diganti dengan topik-topik lain.

11.  Lembar balik
Lembar balik adalah alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar.

12.  Flashcard
Flashcard adalah sejumlah kartu bergambar berukuran 25x30 cm. Gambar-gambarnya bisa dibuat dengan tangan atau dicetak dari foto-foto dan diberi umur urut.


Evaluasi pendidikan kesehatan
1.      Evaluasi belajar klien
Evaluasi diadakan sebaiknya dilakukan selama proses dan akhir pembelajaran. Proses evaluasi ini sama seperti evaluasi terhadap pecapaian tujuan untuk diagnosis keperawatan lain. Dalam belajar, aspek kognitif, klien akan menunjukan peningkatan pengetahuan. Beberapa contoh evaluasi kognitif adalah observasi langsung perilaku, misalnya dengan mengobservasi klien dengan memilih cara-cara pemecahan yang menggunakan pengetahuannya yang baru misalnya dengan memberikan te kepada klien.
2.      Evaluasi aspek psikomotor
Evaluasi aspek psikomotor dapat dilakukan dengan mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur, seperti memandikan bayi premturdirumah. Evaluasi sikap lenih sulit dilakukan dan biasanya menggunakan skala sikap.
3.      Evaluasi mengajar intervensi keperawatan
Evaluasi megajar adalah hal penting bagi perawat untuk menilai kemampuanya. Hal itu sma saja dengan evaluasi efektivitas intervensi keperawatan untuk diagnosis keperawatan lain. Evaluasi harus mencakup pertimbangan smua factor seperti waktu,strategi mengajar, jumlah informasi, dan apakah mengajar cukup berguna. Perawat mungkin menemukan hal-hal sebagai  contoh bahwa klien telah kebanyakan informasi, telah bosan, atau telah termotivasi untuk belajar lebih banyak.





No comments:

Post a Comment