BAB II
Rancangan
Penyuluhan Kesehatan dan Metode evaluasi
I Pengertian
Dalam
melakukan asuhan keperawatan, perawat akan dihadapi pada berbagai pertanyaan
mengenai masalah kesehatan. Maka dari
itu perawat harus bisa memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien.
Pendidikan
kesehatan pada dasarnya untuk meningkatan derajat kesehatan (kesejahteraan)
menurunkan ketergantungan dan memberikan kesempatan pada individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas untuk mengaktualisasikan dirinya dalam mempertahankan
keadaan sehat yang optimal.
Pendidikan
kesehatan merupakan tindakan mandiri keperawatan dalam membantu klien (individu,
kelompok, masyarakat) dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat sebagai pendidik.
Perawat
mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap selama pembelajaran
yang berfokus pada pasien.
Pendidikan
kesehatan bukan hanya berhubungan dengan komunikasi informasi, tetapi juga
berhubungan dengan adopsi motivasi, keterampilan, dan kepercayaan diri untuk
melakukan tindakan memperbaiki kesehatan.
II
Ruang Lingkup
Dahulu pendidikan kesehatan mencakup
ruang lingkup yang lebih luas, yaitu sebuah proses yang memungkinkan orang untuk
mengatur dan meningkatkan kesehatannya. Namun saat ini lingkup tersebut
merupakan cakupan promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan dari
promosi kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan
bentuk kegiatan dan pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah sakit
ataupun diluar rumah sakit (non klinik) yang dapat dilakukan di tempat ibadah,
pusat kesehatan ibu dan anak, tempat pelayanan publik, tempat penampungan,
organisasi masyarakat , organisasi pemeliharaan kesehatan (asuransi),
sekolah,dan panti lanjut usia.
Secara garis besar ruang lingkup
pendidikan kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Dimensi
sasaran pendidikan : individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.
2. Dimensi
tempat pelaksanaan: sekolah, pelayanan kesehatan, perusahaan, tempat bekerja
3. Dimensi
tingkat pelayanan kesehatan : promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis
dini dan pengobatan segera, pembatasan kecacatan dan rehabilitas.
III Tujuan
pendidikan kesehatan
Tujuan
pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan perilaku sehat individu maupun masyarakat.
Mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan. Mempertahankan
derajat kesehatan dan menurunkan
ketergantungan serta memberikan kesempatan pada individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas untuk mengatualisasikan dirinya dalam mempertahankan
keadaan sehat yang optimal. Pendidikan kesehatan tidak hanya memberikan
informasi saja, tetapi yang penting adalah menciptakan kegiatan yang dapat
memandirikan seseorang untuk mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi.
IV Hakikat
Pendidikan Kesehatan
Hakikat
pendidikan kesehatan adalah :
1. Salah
satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan pendidikan
2. Suatu
bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat
3. Suatu
usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan/perilaku untuk mencapai kesehatan yang optimal
4. Di
dalam pendidikan terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan , perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa,
lebih matang pada diri individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
5. Komponen
vital dalam pendidikan kesehatan di komunitas disebabkan oleh peningkatan
pemeliharaan, dan perbaikan kesehatan mengandalkan klien untuk memahami syarat-syarat
pemeliharan kesehatan
6. Salah
satu kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan
7. Salah
satu peran yang harus dilaksanakan dalam setiap peberian asuhan keperawatan
V
Konsep manajemen pembelajaran dalam
strategi pendidikan kesehatan
Pengelolaan
pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dimulai dari pengenalan masalah
pendidikan kesehatan, penyusunan perencanaan, implementasi, dan evaluasi
pendidikan kesehatan.
Untuk
melaksanakan strategi ini, proses manajemen harus dilakukan. Kegiatan ini
meliputi :
1. Perencanaan
Pada
tahap ini perawat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan meyakinkan
masyarakat tentang manfaat usaha kesehatan.
2. Pelaksanaan
Pada
tahap ini perawat ikut serta dalam mengawasi perkembangan usaha tersebut. Jika
ada hambatan atau peyimpangan ia akan dapat memberikan bahan pertimbangan atau
cara penyelesaian yang lain, terutama yang berhubungan dengan keadaan sosial
budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, usaha yang dijalankan tidak
bertentangan dengan sistem norma yang berlaku ditempat tersebut
3. Penilaian
Pada
tahapan ini perawat diminta untuk turut menilai seberapa jauh program atau
usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Jika terjadi kemacetan,
pendidikan kesehatan dapat ikut memberikan gagasan tentang usaha pemecahan
masalah yang dianggap tepat
4. Tindak
lanjut
Tahapan
ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan usaha sehingga dapat
berlanjut dengan baik, dan disinilah perlu diciptakan suatu sistem yang tepat
agar usaha tersebut tidak terjadi kemandekan
VI Membuat
Rencana Pendidikan Kesehatan Di Komunitas
Pendidikan
kesehatan merupakan proses belajar yang harus dialami oleh individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat yang menjadi sasaran dengan tujuan akhir perubahan perilaku. Benyamin Bloom (1908), ali psikologi pendidikan, membagi
perilaku ke dalam tiga domain, yaitu domain kognitif, domain sikap dan domain
psikomotor.
1. Domain
Kognitif
Koginitif (pengetahuan) adalah merupakan
hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui panca indra seseorang.
Kognitif merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan mempunyai
enam tingkatan sebagai berikut :
a. Tahu
(know)
b. Memahami
(comprehension)
c. Aplikasi
(Application)
d. Analisis
(analysis)
e. Sintesis
(synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Proses adopsi perilaku
Sebelum Mengadopsi perilaku seseorang
akan terjadi proses yang berurutan (Rogers,1974)
1. Kesadaran
(awarness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti megetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus
2. Tertarik,
di mana orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluasi,
orang akan menimbang-nimbang terhadap baik buruknya stimulus tersebut baginya
4. Mencoba,
di mana orang mulai mencoba perilaku tersebut
5. Adopsi,
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus
2. Domain
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus.
Komponen Pokok Sikap
Komponen sikap mempunyai tiga komponen
pokok sebagai berikut :
1. Keperayaan,
ide dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecendrungan
untuk bertindak
Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan
berikut ini :
1. Menerima
(receiving)
2. Merespons
(responding)
3. Menghargai
( valuing)
4. Bertanggung
jawab (resposible)
Teknik dan media peraga dalam metode
pendidikan kesehatan :
1. Teknik
kasus
Teknik ini di mulai dengan
mempresentasikan kasus secara anonim kemudian di bahas dan kasusdi dapatkan
dari sumber primer
2. Case
report
Tahap ini kasus dipresentasikan dengan
mempergunakan alat-alat audio visual. Selanjutnya sasaran mempelajai sendiri
3. Case
analysis
Dilakukan selama (5-10 mnt).sasaran
menentukan apa yang menjadi masalah utama dalam kasus yang telah dipesentasikan
dan bagaimana cara mengatasinya
4. Case
discussion
Selama beberapa menit (20-30 mnt)
sasaran bekerja sendiri. Setelah itu, sasaran mengemukakan pendapatnya. Dari
sini sasaran akan terbagi menjadi kelompok opini
5. Kuliah
Kuliah merupakan metode memberikan
informasi, motivasi, dan pengaruh terhadap cara berpikir sasaran mengenai satu
topik. Semua sasaran mendengarkan informasi yang sama dengan cara yang sama dan
waktu yang terbatas.
6. Konferensi
Adalah metode dimana orang belajar
dengan cara berbagi informasi, ide, dan pengalaman. Sikap dan opini yang
terbentuk kemudian di periksa secara periodik untuk mengetahui perubahannya
Kegiatan dalam fase persiapan ini adlah
sebagai berikut :
1. Penentuan
biaya yang diperlukan
2. Penetapan
tujuan konferensi
3. Penyusunan
agenda konferensi
4. Penyiapan
fasilitas konferensi
5. Mengundang
narasumber
6. Menyiapkan
dan mentebarkan informasi pada peserta
7. Mengatur
pendaftaran dan akomodasi
8. Mengatur
proses manajerial dan pemantauan
Konferensi terdiri dari 3 tahap sebagai
berikut :
1. Pembukaan
2. Program
3. Penutupan
7. Simulasi
Adalah peniruan suatu situasiuntuk
pemecahan masalah,pengambilan keputusan, dan klarifikasi nilai dalam suatu
konteks individu, organisasi atau sosial. Simulasi dapat berupa suatu tujuan akhir
yang spesifik.Prosedur simulasi adalah sebagai berikut :
1. Perkenalan
2. Enactment
3. Memberikan
ringkasan mengenai
-
Review pengalaman bersimulasi
-
Identifikasi kejadian daa simulasi yang
paling berkesan
-
Menganalisis kesan yang didapat
-
Membuat generalisasi
VII.Media
Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan masyarakat dapat
diberikan kepada sasaran, bak secara langsung maupun melalui media tertentu.
Dalam situasi di manan pendidik (sumber) tida dapat bertemu langsung dengan
sasaran
Media yang dapat dipergunakan adalah
sebagai berikut :
1. Media
elektronik : radio, televisi,internet,telepon handphone teleconference
2. Media
cetak : majalah koran leaflet,booklet, flyrer, billboard, spanduk, poster,
flannelgraph, bulletin board.
3. Media
lain : surat
Pemilihan media pendidikan kesehatan
ditentukan oleh banyak nya sasaran, keadaan geografis, karateristik partisipan,
dan sumber daya pendukung.
4. Leaflet
atau pamflet
Selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu
masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca. Biasanya leaflt diberikan
sasaran setelah kuliah/ceramah agar dapat dipergunakan sebagai pengingat pesan
atau dapat juga diberikan sewaktu ceramah untu memperkuat pesan yang
disampaikan.
5. Booklet
Media ini berbentuk buku kecil yang
berisi tulisan atau gambar atau kedua duanya. Sasaran booklet adalah masyarakat
yang dapat membaca.
6. Flyer
Selebaran (flyer) bebrbentuk seperti
leaflet tetapi idaberlipat.biasanya
disebarkan melalui udara (pesawat udara)
7. Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2x2 m
yang berisi tulisan dan/atau gambar yang ditempatkan di pinggir jalan besar
yang dapat di baca atau di lihat oleh pemakai jalan.
8. Poster
Adalah pesan singkat dalam bentuk
gambar. Ukuran poster biasanya 50x60 cm. Oleh karea ukuran nya yang terbatas,
maka tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat dapatnya hanya satu tema
dalam satu poster. Tujuan dari poster ini adalah mengingatkan kembali dan
mengarahkan pembaca ke arah tndakan tertentu atau sebagai bahan diskusi
kelompok.
9. Flannelgraph
Adalah gunting guntingan gambar atau
tulisan yang dibelakangnya diberi kertas amril/ampelas. Guntingan gambar
tersebut ditempelkan pada papan berlapis kain flanel atau kain berbulu.
10. Bulletin
Board
Berupa papan berukuran 90x120 cm yang
biasanya dipasang didinding fasilitas umum. Papan ini dapat ditempelkan
gambar-gambr, leaflet, poster, atau media lain yang mengandung informasi penting yang secara berkala diganti dengan topik-topik
lain.
11. Lembar
balik
Lembar balik adalah alat peraga yang
menyerupai kalender balik bergambar.
12. Flashcard
Flashcard adalah sejumlah kartu bergambar
berukuran 25x30 cm. Gambar-gambarnya bisa dibuat dengan tangan atau dicetak
dari foto-foto dan diberi umur urut.
Evaluasi pendidikan kesehatan
1. Evaluasi
belajar klien
Evaluasi diadakan sebaiknya dilakukan
selama proses dan akhir pembelajaran. Proses evaluasi ini sama seperti evaluasi
terhadap pecapaian tujuan untuk diagnosis keperawatan lain. Dalam belajar,
aspek kognitif, klien akan menunjukan peningkatan pengetahuan. Beberapa contoh
evaluasi kognitif adalah observasi langsung perilaku, misalnya dengan
mengobservasi klien dengan memilih cara-cara pemecahan yang menggunakan
pengetahuannya yang baru misalnya dengan memberikan te kepada klien.
2. Evaluasi
aspek psikomotor
Evaluasi aspek psikomotor dapat
dilakukan dengan mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur, seperti
memandikan bayi premturdirumah. Evaluasi sikap lenih sulit dilakukan dan biasanya
menggunakan skala sikap.
3. Evaluasi
mengajar intervensi keperawatan
Evaluasi megajar adalah hal penting bagi
perawat untuk menilai kemampuanya. Hal itu sma saja dengan evaluasi efektivitas
intervensi keperawatan untuk diagnosis keperawatan lain. Evaluasi harus
mencakup pertimbangan smua factor seperti waktu,strategi mengajar, jumlah
informasi, dan apakah mengajar cukup berguna. Perawat mungkin menemukan hal-hal
sebagai contoh bahwa klien telah
kebanyakan informasi, telah bosan, atau telah termotivasi untuk belajar lebih
banyak.
No comments:
Post a Comment