(Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)
HEMOGLOBIN LEVELS OF NASOPHARYNGEAL CANCER PATIENTS BEFORE
AND AFTER RADIOTHERAPY:
(Observational Study in Kariadi Hospital)
ARTIKEL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi
derajat strata-1 kedokteran umum
ANGGY PUSPASARI
G2A 006 018
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2010
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA
NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI DI RUMAH
SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG
Anggy Puspasari, Niken Puruhita2
ABSTRAK
Latar belakang: Kadar hemoglobin dapat dipakai sebagai salah satu indikator
penurunan status gizi seseorang. Radioterapi dapat mengakibatkan penurunan status
gizi pada pasien kanker nasofaring. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
adanya perbedaan kadar hemoglobin pada pasien kanker nasofaring sebelum dan
sesudah radioterapi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain retrospektif, menggunakan data catatan
medik pasien kanker nasofaring yang berobat di RSUP Dr Kariadi Semarang dalam
rentang waktu tahun 2006-2010. Data yang telah diambil kemudian diolah dengan
menggunakan program komputer SPSS. Analisis data dalam penelitian ini meliputi
analisa deskriptif dan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon dengan
data tidak terdistribusi dengan normal. Derajat kemaknaan adalah p ≤ 0,05.
Hasil: Data penelitian tidak terdistribusi normal sehingga digunakan uji Wilcoxon.
Tidak didapatkan perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna pada pasien dengan
kanker nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi dengan p 0,056.
Kesimpulan: Tidak terdapat perubahan signifikan dengan kadar hemoglobin pada
pasien kanker nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi di RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
Kata kunci: Kadar hemoglobin, Radioterapi, Kanker nasofaring.
1Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip.
2Staf pengajar bagian Gizi FK Undip, Jl. Dr. Sutomo No. 18 Semarang.
HEMOGLOBIN LEVELS OF NASOPHARYNGEAL CANCER PATIENTS
BEFORE AND AFTER RADIOTHERAPY IN KARIADI HOSPITAL
SEMARANG
ABSTRACT
Background: Hemoglobin can be used as an indicator of a decline in nutritional
status. Radiotherapy can lead to decreased nutritional status in patients with
nasopharyngeal cancer. This study aimed to prove the existence of differences in
hemoglobin concentration in nasopharyngeal cancer patients before and after
radiotherapy.
Methods: This study used a retrospective design, whose sample were nasopharyngeal
cancer patients who seek treatment at Dr Kariadi were taken vulnerable time in the
years 2006-2010. The data has been retrieved and processed by using SPSS
computer program. Analysis of data in this study included descriptive analysis and
hypothesis testing. Test hypothesis using Wilcoxon test with data not normally
distributed. Degree of significance is p ≤ 0.05.
Results: The variable data is not normally distributed, then the analysis used
Wilcoxon test. This study found no significant differences in hemoglobin
concentration in patients with nasopharyngeal cancer before and after radiotherapy
with p 0.056.
Conclusion: There were no significant changes in hemoglobin concentration in
nasopharyngeal cancer patients before and after radiotherapy in Dr. Kariadi.
Keywords: Hemoglobin content, Radiotherapy, Nasopharyinx cancer.
PENDAHULUAN
Penelitian ini dilakukan karena karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
yang termasuk dalam lima besar tumor ganas yang paling banyak dijumpai di antara
tumor ganas THT di Indonesia, sedangkan di daerah kepala dan leher menduduki
tempat pertama.1 Kasus karsinoma nasofaring (KNF) yang dilaporkan di RSUP Dr.
Kariadi Semarang adalah sebanyak 127 kasus KNF baru pada tahun 2000-2002. Pada
tahun 2002-2004 dilaporkan peningkatan kasus menjadi 455 kasus (152 kasus/tahun)
atau meningkat sebesar 35% per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun.2
Radioterapi merupakan pengobatan penyakit dengan radiasi pengion atau
disebut juga penyinaran dan dipilih sebagai salah satu metode pengobatan pada
pasien karsinoma nasofaring. Energi tinggi yang digunakan radiasi untuk membunuh
sel kanker dan mengecilkan tumor berasal dari X-rays, gamma rays, neutron, proton,
dan sumber-sumber yang lainnya. Radiasi dapat muncul dari luar tubuh melalui
mesin radiasoi (radioterapi eksternal), atau bisa juga muncul dari material radioaktif
di dalam tubuh yang berdekatan dengan sel kanker (radioterapi internal).3
Daerah kepala dan leher yang mendapat radioterapi, akan didapatkan kesakitan
yang bersifat sementara dan terkadang ditemukan juga ulserasi di daerah mulut dan
tenggorokan. Bila hal ini menjadi semakin parah, biasanya akan ada efek rasa ingin
muntah yang muncul dan tak jarang pasien membutuhkan obat penahan rasa sakit dan
membutuhkan suplemen gizi yang lebih.4
Kadar hemoglobin pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah
mendapatkan radioterapi belum pernah diteliti sehingga pengamatan kadar
hemoglobin pada pasien karsinoma nasofaring di bangsal Telinga Hidung Tenggorok
Kepala-Leher Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang sangat penting, karena akan
berdampak pada asupan makanan dan status gizi pasien yang mendapat radioterapi.
Penelitian kadar hemoglobin pasien karsinoma nasofaring dapat mengetahui sejauh
mana radioterapi berefek pada kadar hemoglobin pasien. Penelitian lebih lanjut akan
mengarah pada kadar hemoglobin pada pasien karsinoma nasofaring sebelum dan
sesudah radioterapi.
METODE
Penelitian ini mencakup bidang Ilmu THT dan Ilmu GIZI yang dilakukan pada
bulan Maret smpai dengan Mei 2010. Penelitian ini termasuk penelitian obsrvasional
dengan studi retrospektif. Populasi penelitian ini adalah pasien kanker nasofaring
yang masuk dalam kriteria inklusi sebelum dan setelah radioterapi di RSUP Dr
Kariadi. Sampel yang digunakan sebanyak 50 sampel diambil dari catatan medik
pasien kanker nasofaring yang mendapat radioterapi sebelum dan setelah radioterapi.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian radioterapi yang
mempunyai skala rasio dan variable tergantung adalah kadar hemoglobin yang
mempunyai skala rasio. Kedua data tersebut dilihat dari catatn medik pasien kanker
nasofaring yang mendapat radioterapi sebelum dan setelah yang diambil dari bagian
catatan RSUP Dr Kariadi Semarang. Data pasien kanker nasofaring merupakan data
sekunder karena dilihat melalui catatn medik pasien medik
Sebelum penelitian ini dimulai, dimintakan izin kepada Direktur RSUP Dr
Kariadi Semarang selaku pengurus tertinggi di RSUP Dr Kariadi Semarang. Data
yang diambil saat penelitian diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 15
for Windows. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon oleh
karena data tidak terdistribusi dengan normal.
HASIL
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2010 – Juni 2010 di Bagian
Catatan medik RSUP Dr Kariadi Semarang. Sampel penelitian ini diambil dalam
kurun waktu lima tahun terakhir. Besar sampel minimal (60) tidak tercapai, data yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan hampir ke-seluruhan
pasien dari data tersebut telah menjalani radioterapi sebanyak >25 kali.
Tabel 1. Distribusi data menurut jenis kelamin
n Persen (%)
Laki – laki 34 68.0
Perempuan 16 32.0
Total 50 100.0
Data penelitian yang digunakan berjumlah 50 sampel yang diambil dari lima
tahun terakhir didapatkan prosentase laki-laki sebesar 68% dan perempuan 32%
sehingga dapat diketahui bahwa penderita kanker nasopharing banyak mengenai lakilaki
dibandingkan dengan perempuan.
Tabel 2. Rerata dan simpang baku usia, hemoglobin sebelum, dan sesudah
Rerata Simpang baku
Usia 42,96 14,69
Hemoglobin sebelum 11,99 2,08
Hemoglobin sesudah 11,76 2,87
Uji analisis menggunakan metode Wilcoxon test menunjukkan p sama dengan
0.056 atau p>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat berbedaan kadar
hemoglobin yang bermakna pada pasien kanker nasofaring sebelum dan sesudah
radioterapi di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kadar hemoglobin pada pasien
dengan karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah radioterapi di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif dengan
jumlah 50 sampel yang didapatkan dari data catatan medik pasien nasofaring yang
mendapat radioterapi antara tahun 2006 – 2010 di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Hemoglobin merupakan salah satu indikator penilaian status gizi secara
biokimia. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2005, menunjukkan bahwa kadar
hemoglobin, asupan kalori per hari dan asupan protein yang terkait dengan status
kinerja fisik pasien kanker. Secara umum, apabila seorang pasien yang memiliki
kinerja dengan status fisik yang baik maka akan memiliki kualitas hidup yang baik,
sehingga asosiasi antara status gizi dan kualitas hidup dapat terlihat dalam tingkat
tertentu dengan melihat status kinerja fisik pasien.5,6,7
Pada penelitian yang berbeda diteliti menggunakan uji korelasi prospektif
meneliti antara hemoglobin sebelum dan sesudah radioterapi dan didapatkan hasil
yang signifikan8, namun pada penelitian ini digunakan analisis retrospektif tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna, hal ini dapat disebabkan oleh karena derajat
kemaknaan dari penelitian yang terlalu lemah p=0,056 yang mungkin disebabkan
jumlah sampel yang didapat kurang. Didapatkan alasan lain yaitu pada data catatan
medik ditemukan perbaikan status gizi bila kadar hemoglobin menurun selama masa
radioterapi, hal-hal yang dilakukan meliputi transfusi darah dan peningkatan asupan
makanan. Tidak setiap catatan medik menjelaskan apa saja yang diberikan ke pasien
ketika kadar hemoglobin pasien menurun, karena bila kadar hemoglobin pasien
menurun <10, maka proses terapi radioterapi tidak dapat dilanjutkan dan harus
ditunda sampai kadar hemoglobin >10. Ditemukan juga keluhan mual, muntah,
pusing, dsb pada awal pemberian terapi tetapi tidak pada seluruh pasien dan pada
beberapa pasien tidak terlalu mengganggu.
KESIMPULAN
Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dari kadar hemoglobin pada pasien
kanker nasofaring sebelum dan setelah radioterapi. Hal ini dapat dikarenakan derajat
kemaknaan penelitian yang kecil (p=0,056), perbaikan yang terjadi selama proses
radioterapi, dan asupan gizi dari pihak rumah sakit maupun makanan yang
dikonsumsi pasien.
SARAN
Pada penelitian selanjutnya diharapkan data dikumpulkan dari luar RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Bila dipergunakan data catatan medik, perlu diperhatikan
konsistensi dari data catatan medik tersebut dalam penelitian selanjutnya. Dapat juga
dipenggunakan metode kasus kontrol pada stadium yang berbeda agar dapat
digunakan dan dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena-Nya
artikel karya tulis ilmiah ini dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada rektor Universitas Diponegoro,
dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Dr. Niken
Puruhita,M.Med.Sc,SP.GK selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah, Bapak H.M.
Moenarso, SH.MM dan Soehartiek selaku orang tua, saudari-saudari kandung
penulis, dan semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto, Damayanti. Karsinoma Nasofaring. Dalam : Nurbaiti Iskandar, ed.
Tumor telinga-hidung-tenggorok diagnosis dan penatalaksanaan. Jakarta : FK UI,
1989.p.71-84
2. Adinolodewo, Samsudin. Respon Klinik Pasca Radioterapi Pada Karsinoma
Nasofaring WHO 3. Konas Perhati Bali 2003
3. National Cancer Institute. Radiation Therapy. [online] 2009 [cited 2009 Oct 2].
Available from URL : http://www.cancer.gov/Templates/db_alpha.aspx?
CdrID=44971
4. Wikipedia. Side Effects of Radiotherapy. [online]. c2009 [update 2009 Oct 7;
cited 2009 Oct 9]. Available from URL :
http://en.wikipedia.org/wiki/Radiotherapy#Side_effects
5. Wibawa, I Putu Budi dan I Made Bakta. Hubungan Kadar Interleukin 6 dengan
Kadar Besi Serum Penderita Anemia pada Penyakit Kronik. Jurnal Penyakit
Dalam. Vol 9. No.1. Januari. 2008
6. Kenneth Hu dan Louis B. Harrison. Impact of Anemia in Patients with Head and
Neck Cancer Treated with Radiation Therapy. [online]. No date [cited 2010 Aug
5]. Available from URL : http://www.treatment-options.com/article_1.cfm?PubID=
ON06-1-1-03&Type=Article&KeyWords=
7. Tian, Jun. T, Zhen-chun Chen, and Li-fang Hang. The Effects of Nutrition Status
of Patients With Digestive System Cancers on Prognosis of the Disease. Cancer
Nursing. Volume 31 Number 6. November/December 2008. p:462 – 467.
[online]. Available from URL : http://www.nursingcenter.com/prodev/ce_article.
asp?tid=830441
8. B.Holzner, dkk. The impact of hemoglobin levels on fatigue and quality life of
cancer patients. [online]. No date [cited 2010 Aug 6]. Available from URL :
http://annonc.oxfordjournals.org/content/13/6/965.full
Stainless Steel Casino - Titanium Rings
ReplyDeleteIn titanium dioxide formula addition, titanium spork the classic poker table is located close to its original slot machines and titanium or ceramic flat iron stands titanium plate flat irons for the "American" Poker table. titanium 3d printer The casino has 2,